Market  

Emiten Aa Gym Betah Kasih Cuan Gede, Grup Panin Terboncos

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (14/11/2022).

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup merosot 0,98% ke posisi 7.019,39. IHSG nyaris keluar dari zona psiologisnya di 7.000 kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 25 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 235 saham menguat, 295 saham melemah, dan 179 saham stagnan.

Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) hingga mencapai Rp 1,12 triliun di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG ambles nyaris 1%, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.


Saham baru emiten fesyen muslim yakni PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) kembali memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham ZATA ditutup meroket 34,07% ke posisi harga Rp 244/saham.

Nilai transaksi saham ZATA pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 130,19 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 562,71 juta lembar saham. Namun, asing melepasnya sebesar Rp 78,62 juta di pasar reguler.

Saham ZATA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 November lalu, mengawali debutnya di Bursa Efek Indonesia, saham ZATA naik 35% ke level Rp 135. Dalam 2 hari saja, ZATA sudah tercatat melejit hingga 82%.

ZATA mematok harga penawaran umum saham alias initial public offering (IPO) di level Rp 100.

Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 1.700.000.000 saham setara dengan 20,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dan dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp 170 miliar.

Menurut data dari Fitch Solutions, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki hingga tahun 2026 diprediksi akan terus bertumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 7,5% setiap tahunnya menjadi Rp 469,3 Triliun atau US$ 34,7 miliar pada tahun 2026.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia, hal inilah yang mendorong Perseroan menangkap peluang menghadirkan brand fesyen muslim, membangun pusat distribusi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi kebutuhan market muslim di Indonesia.

Langkah Perseroan untuk masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi Perseroan untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik.

Sumber: www.cnbcindonesia.com