Market  

SDPC Tercuan, BIMA Terboncos

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (16/11/2022).

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,3% ke posisi 7.014,38. Meski melemah, tetapi IHSG masih mampu bertahan di zona psikologis 7.000 kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Hanya sebanyak 194 saham yang menguat, sedangkan sebanyak 338 saham melemah, dan 177 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) dengan jumlah yang cukup yang besar, yakni hingga mencapai Rp 1,37 triliun di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG kembali melemah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.


Saham emiten farmasi yakni PT Millennium Pharmacom International Tbk (SDPC) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham SDPC ditutup meroket 34,38% ke posisi harga Rp 172/saham.

Nilai transaksi saham SDPC pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 8,58 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 53,36 juta lembar saham. Asing melepas saham SDPC hanya sebesar Rp 240.000 di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan sejak perdagangan 7 November hingga kemarin, saham SDPC mencatatkan penguatan sebanyak 4, melemah sekali, dan stagnan juga sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham SDPC tercatat melonjak 35,43%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham SDPC melompat 40,98%.

Belum diketahui penyebab kenaikan signifikan saham SDPC. Namun dari kinerja keuangannya pada kuartal III-2022, SDPC membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 23,8 miliar, tumbuh signifikan sebesar 138,1% dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 10 miliar.

SDPC juga berhasil mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 2,39 triliun per 30 September 2022, meningkat 5,37% dari periode per 30 September 2021. yang senilai Rp 2,21 triliun.

Tiga segmen penjualan obat dengan resep dokter memberikan kontribusi terbesar hingga 71,2% dari total penjualan SDPC. Segmen ini mencatat penjualan sebesar Rp 1,70 triliun di kuartal III-2022, tumbuh 6,31% jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2021.

Sedangkan segmen peralatan kesehatan memberikan kontribusi sebesar 21,26% dengan angka penjualan neto yang tercatat Rp 508,9 miliar. Segmen obat bebas membukukan penjualan neto sebesar Rp 181,3 miliar dengan kontribusi sebesar 7,58%. Namun, segmen obat bebas menurun 21,83% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Asal tahu saja, Millennium Pharmacon International bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan produk farmasi, suplemen makanan dan produk diagnostik.

Produk tersebut didistribusikan ke berbagai saluran distribusi seperti toko obat, farmasi, rumah sakit, supermarket dan toko eceran. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1952.

Sumber: www.cnbcindonesia.com